“Selama pandemi, tingkat partisipasi kerja sangat rendah. Kesempatan kerja yang semakin sedikit, banyaknya Ibu yang meninggalkan pekerjaannya karena tidak adanya strengthen gadget serta tingginya rasio perceraian menjadikan entrepreneurship sebagai solusi yang dipilih para Ibu agar tetap dapat memiliki penghasilan,” tutur Head of Neighborhood Orami Bunga Mega Melalui keterangannya, ditulis pada Kamis.
Berikut tiga kemampuan (talent) utama yang dibutuhkan oleh seorang mompreneur:
1. Kemampuan networking dan membaca tren pasar
Seorang mompreneur harus terus mengasah kemampuan mengenali peluang usaha, salah satunya dengan memahami talent sendiri serta mampu melakukan tes pasar.
Selanjutnya, giat melakukan networking dari komunitas terdekat dengan memanfaatkan jaringan pertemanan sesama Ibu yang forged.
2. Kemampuan promosi dengan virtual advertising
Ibu bisa memperluas wawasan soal pointers dan trik berjualan by the use of market, dan harus mau belajar menerapkan Seek Engine Optimization (search engine marketing) di halaman produk dan toko.
“Sangat penting juga untuk mengoptimalisasi penjualan dengan beriklan secara virtual, baik itu iklan di market terkait ataupun iklan di media sosial,” kata dia.
3. Kemampuan advertising by the use of media sosial
Penting bagi mompreneur untuk memangun reputasi dengan membuka akun pada kanal media sosial seperti Fb, Instagram, TikTok, dan WhatsApp.
Selanjutnya, menggunakan strategi promosi tanpa biaya seperti barter/endorsement. Mompreneur bisa memulainya dari nano-influencers yang ada di lingkaran terdekat, dan aktif berinteraksi dengan audiens dan konsumen untuk membangun engagement dan loyalitas.
Sementara itu, topik yang akan dibagikan College of Neighborhood Orami tidak hanya mencakup topik elementary entrepreneurship, namun nantinya juga akan ada topik-topik seputar Neighborhood Development & Control serta Self Construction untuk mendukung Ibu agar lebih mampu berdaya secara ekonomi dan menjadi wirausahawan yang andal dan melek virtual.
“Lebih dari sekadar kemampuan bisnis, mompreneur perlu juga dukungan secara psychological karena cenderung memiliki lebih banyak tantangan baik secara struktural maupun sosial,” kata Bunga.
“Mereka harus membagi peran antara mengurus rumah tangga, membesarkan anak, dan mengurus usahanya. Bentuk dukungan-dukungan seperti inilah yang menurut kami tidak bisa ditemukan di komunitas wirausaha lain, sesuatu yang hanya dapat dimengerti sesama ibu juga,” lanjutnya.
Umumnya, kendala-kendala yang dihadapi oleh mompreneurs adalah kurangnya akses terkait kanal promosi yang relevan, masalah modal usaha, sourcing produk, sampai kurangnya dukungan dari keluarga.
Motivasi dan alasan para ibu ini menjadi mompreneur pun bervariasi. Berdasarkan information yang dihimpun dari anggota komunitas Orami, beberapa alasannya seperti aktualisasi diri, ingin menambah pendapatan namun dengan waktu yang fleksibel, membantu perekonomian keluarga, hingga ingin mengasah talent kepemimpinan dan juga karena ingin mengembangkan hobi.
Baca juga: Sirclo akuisisi platform parenting Orami
Baca juga: Orami perkenalkan logo dan fitur aplikasi baru
Baca juga: Riset sebut ibu milenial pentingkan karakter daripada akademis anak
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2021